Islam tidak hanya ritual beribadah. surga pun tidak mudah dicapai hanya dengan beribadah. ada banyak sekali faktor yang harus dipenuhi sampai seorang muslim memiliki hak mewarisi surga penuh kenikmatan.
Ditambah lagi ada satu aturan memiliki arti yang diambil kesimpulan dari satu hadits ihwal ahli beribadah yang justru dijebloskan ke neraka.
Siapakah mereka? mengapa berlaku begitu?
Tersebut seorang wanita yang ahli membangun shalat tahajjud. dia mengerjakan yang wajib dan memperbaiki amalannya dengan sunnah.
Malam buat shalat dan zikir. siang buat membaca al - qur'an dan berpuasa. tiadalah lalu satu detik di dalam kehidupannya , terkecuali berisi beribadah mahdhah ke allah ta'ala.
Tapi , seperti disebut dalam kisah imam al - bukhari rahimahullahu ta'ala , rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda , "tidak ada kebaikan dalam pribadinya. dan beliau tertera ahli neraka! "
Warnanya , wanita itu gemar sakiti tetangganya. orang sebelah terganggu dengan pengucapan , pernyataan , dan lemparan kalimatnya. kelakuan tangan dan kakinya sudah mengganggu tetanganya.
Karena hal itu , ibadahnya tidak memiliki makna. alasannya ibadah menggambarkan fasilitas buat mengubah norma menjadi baik , lebih baik , sampai tersadu.
Ibadah mestinya mempunyai atsar berbentuk, terus baiknya etika seorang , bukan cuma kepada allah ta’ala dan juga rasul - nya , namun pula kepada sesama , begitupun juga dengan orang terdekat dengan kita
Sekarang ini , kita banyak alami hal ini. tidak perlu melihat ke kanan dan kiri. tidak harus melirik ke depan atau ke belakang. cukuplah kita belajar dari riwayat ini sebagai olahan introspeksi kita setiap saat.
Terdapatkah beribadah yang kita lalui justru jadi argumennya masuknya kita ke neraka? terdapatkah beribadah yang kita lalui tidak mengendalikan diri dari tindakan bengis dan mungkar?
Apakah sudah shalat 5 waktu dan banyak shalat sunnah yang kita lakukan membuat diri lebih disiplin dan berlaku jujur dalam hubungan ke setiap orang?
Terdapatkah zakat , infaq , dan sedekah yang kita bagi membuat diri terus jadi acuh dengan masyarakat spesialnya mereka yang kurang untung tertaut kehidupan dunia?
Terdapatkah zikir yang masih tetap kita dawamkan membuat mulut bebas dari berbicara keburukan dan hanya berbicara kebaikan atau memilah diam?
Demikian , ini kasus yang sangat memiliki arti. seharusnya kita menjadi orang kesatu yang mengamalkannya. alasannya jika tidak , islam , allah ta'ala , dan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan dihina dan dicap buruk karena kelakuan yang kita jalani ini.
Wallahu a'lam.