Cuitan seorang pengendara motor wanita berinisial RNA (27) masalah pengalamannya ditilang polisi di Tangerang, Banten, lalu nomor handphonenya diminta trending di sosial media. Polres Tangerang Kota akan memeriksa informasi itu.
cerita itu diupload RNA di akun Twitter-nya pada Jumat (24/9). Cerita itu selanjutnya di-retweet oleh akun-akun Twitter yang lain.
Dalam cuitannya, RNA mengikutkan beberapa tangkapan layar pembicaraan WhatsApp. Menurut dia, chat itu datang dari polisi yang minta nomornya.
Dalam screenshot yang diuploadnya, pengirim pesan yang dikatakan sebagai polisi berinisial FA itu menanyakan RNA sedang di mana. FA menanyakan apa dianya bisa datang ke kos RNA atau mungkin tidak.
"Awalannya saya ditilang dekat Tangerang City sekitaran jam 2 pagi karena nerobos lampu merah. Secara singkat diminta minggir. Terus dimintan beberapa surat," kata RNA di akun Twitter-nya. detikcom sudah mengontak RNA dan meluluskan ceritanya itu diambil.
"Saya dari arah Jakarta Pusat, habis dari rumah rekan saya. Ingin pulang ke Tangerang. Saya sendiri (membawa motor)," paparnya.
RNA menjelaskan pelaku polisi itu berinisial FA. Diakuinya sempat berkomunikasi dengan polisi itu. RNA menyebutkan pelaku polisi berinisial FA menanyakan masalah status perkawinan dan minta nomor handphonenya.
"Saya mikir, masalahnya ditilang sama nikah apa? Di jalan saya mikir ngapain ia meminta nomor tetapi tidak ngisi data ya?" kata RNA.
RNA mengaku tidak membuka pesan yang dikirimkan FA. Ia mengaku ditelepon oleh FA.
"Tidak saya membuka, dari notifikasi saja. Terus dia justru nelpon saya jam 1/2 4 Subuh. Apa-apaan nih," tutur RNA.
"Eeh siangnya, ia semakin intensif nge-chat saya membuka, cheklist biru donk. Tidak saya balas, dia nelpon nelponin saya sekalian nge-chat demikian. Horor sekali. Semua mau bermain ke kosan juga. Neror saya bahkan juga meminta ke kosan," katanya.
RNA akui waktu itu ada beberapa polisi yang lakukan razia disekitaran lokasi, terhitung FA. Ia menyebutkan beberapa polisi yang bekerja memakai seragam lengkap.
RNA mengatakan dirinya ditelepon dengan seorang petugas kepolisian yang akui atasan FA berpangkat iptu. Tetapi, sampai sekarang ini, diakuinya belum memberikan laporan peristiwa itu ke pihak kepolisian.
"Dia ngomong jika kurang ajar, kelak ditegur dengannya. Dia tutup telephone. Terus nelpon kembali, tanya nama saya, terus tanya saya tinggal di mana. Di sini saya berprasangka buruk. Saya pikir itu teman-nya FA. Yang telpon saya baru saja itu pangkatnya IPTU demikian," ucapnya.
Polres Tangerang Kota mengaku belum mendapatkan informasi terperinci masalah kejadian itu. Meskipun begitu, Polres Tangerang Kota akan memeriksa kebenaran kejadian itu.
"Saya coba entar, saya bertanya dahulu, ya," sebut Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota Kompol Abdul Rachim.