Awal cerita bermulai dari munculnya buaya yang berkalung ban pada September 2016 silam. Entah dari mana atau bagaimana buaya tersebut bisa berkalung ban, tidak ada yang tahu. Alhasil, BKSDA Sulteng berusaha menangkap buaya tersebut karena desakan dari berbagai pihak untuk menyelamatkan hewan malang tersebut. Tetapi beberapa kali berusaha masih tidak ada hasil. Setelah 2 tahun berselang, tubuh buaya itu semakin besar, sehingga beberapa orang pecinta hewan reptile merasa kasihan dengan keadaannya, karena ban itu bisa mencekiknya.
Pada bulan Februari 2020 BKSDA mengadakan sayembara dan upaya penyelamatan hewan berkalung ban tersebut, namun beberapa kali usaha ternyata masih gagal lagi. Hingga akhirnya berita tersebut sampai ke media Internasional. Para pecinta hewan reptil asal Australia merupakan salah satu yang tertarik dan bergabung dengan tim BKSDA Sulteng untuk menangani hewan reptile yang malang ini. Di antaranya mereka adalah Chris Wilson dan Matt Ryan. Beberapa kali ahli reptil asal mancanegara tersebut berusaha menangkap sang buaya, tetapi tidak pernah mencapai hasil. Yang pertama Chris Wilson sudah menyerah lebih dahulu, dan menyusul Matt Ryan pun ikut pulang ke Australia tanpa hasil ( Matt pulang karena ada pandemic Covid-19 ).
Setelah 9 bulan berlalu tanpa ada upaya, akhirnya buaya yang berkalungkan ban ini kembali muncul gara-gara panggilan dari seorang emak berdaster merah. Konon emak ini percaya bahwa buaya tersebut adalah wujud dari neneknya, sehingga emak ini merasa terpanggil untuk menolongnya. Untuk melihat videonya, silahkan kunjungi https://www.youtube.com/watch?v=-8hl0j7fxgU.